Imunisasi Penting jelang Studi ke Luar Negeri

Hanya karena tidak lengkapnya syarat kesehatan, salah satunya imunisasi dan kartu imunisasi misalnya, kepergian Anda studi ke luar negeri bisa terganggu. Kenapa serepot itu, ya? Ya, hal demikian bisa saja terjadi. Pasalnya, seperti ditetapkan WHO, keterangan imunisasi diperlukan untuk melakukan perjalanan dan ketika Anda masuk ke suatu negara dalam waktu lama. Dan persoalan “sepele” ini bisa menjadi masalah yang mengganggu rencana Anda.

Beberapa negara memang sudah bersusah payah melakukan eradikasi terhadap penyakit tertentu. Hal tersebut tidak lain upaya mereka melindungi masyarakatnya dengan melakukan pencegahan, salah satunya dengan imunisasi.

Untuk itulah, sebelum keberangkatan ke luar negeri, perlu Anda pastikan bahwa Anda menerima catatan kesehatan yang diperlukan, baik itu catatan asli ataupun fotokopi.


Tiap Universitas Berbeda

Setelah periode imunisasi, kerap kita enggan menyimpan surat keterangan imunisasi dengan baik. Bahkan, ada yang membuangnya karena dianggap sudah tidak diperlukan. Padahal, kita tidak pernah tahu, jika suatu saat kita atau anak kita memperoleh bea siswa ke luar negeri dalam waktu lama, sementara negara tujuan meminta surat keterangan tersebut.

Menurut Suharyo Sumowidagdo atau Haryo, dalam sebuah diskusi di milis komunitas beasiswa, tidak semua sekolah atau universitas memiliki peraturan sama ihwal imunisasi. Yang pasti, kata Haryo, Anda akan diminta mengisi formulir yang harus ditandatangani dokter pribadi Anda. “Kebutuhan imunisasi biasanya dikaitkan dengan pendaftaran mata kuliah. Alhasil, Anda tidak bisa mengisi formulir rencana studi atau mata kuliah yang diambil jika urusan imunisasi itu belum dibereskan,” kata Haryo.

Tetapi, Anda jangan kuatir. Kata “beres” di situ tidak berarti Anda harus mendapatkan semua imunisasi. Dia menambahkan, hal terpenting adalah pihak universitas mengetahui betul status imunisasi Anda. “Jika ada yang kurang, Anda akan diminta memenuhi kekurangannya. Untuk itulah, cek kembali hal tersebut ke universitas tujuan Anda,” terang Haryo.

Ada baiknya, Anda berusaha mendapatkan semua suntikan imunisasi di Indonesia. Hanya saja, mengingat waktu yang kadang sempit, tidak semua imunisasi bakal dihabiskan di sini. Paling banyak hanya dua atau tiga kali suntikan, sisanya bisa dilakukan di negara tujuan Anda. Di AS misalnya, menurut Haryo, kampus biasanya menyediakan semua imunisasi tersebut di pusat kesehatan mereka. “Hanya saja, uang yang keluar untuk biaya imunisasi tersebut tidak sedikit. Estimasi kasar bisa mencapai 50 - 100 dolar AS per sekali imunisasi,” kisahnya.

Terkait hal itu, anggota milis lain, Isma Yusadiredja, menambahkan, bahwa biaya yang keluar memang besar jika semua urutan imunisasi dilakukan. Isma menyarankan hanya beberapa imunisasi saja yang penting, antara lain HPV (vaksin kanker serviks), Meningitis, Tetanus, DPT, Hepatitis B (wajib), Hepatitis A, vaksinasi MMR (Mumps/gondongan, Measles/campak, dan Rubella/campak jerman), Pneumococcal, TB skin test, serta Varicella atau cacar air.

Lain Isma, lain pula pendapat Dominicus Husada. Menurut Dominicus, imunisasi yang biasanya ditanyakan universitas adalah BCG, Hepatitis B, MMR atau campak, Cacar Air, DPT, serta polio. “Dari semua itu yang paling ditakuti tampaknya TBC sehingga riwayat BCG, tes Mantoux, dan kemungkinan foto rontgen dada sangat penting,” ujar Dominicus.


Sumber: Kompas 24 Mei 2009